Sabtu, 17 April 2010

Shinsengumi-Fourth Part (The Final Part)

Shinsengumi
Pasukan Samurai Terakhir Shogunat Tokugawa
The Last Battle of Shinsengumi

Sebuah organisasi samurai shogun yang mengabdi kepada Tokugawa di masa akhir kekuasaannya. Panji-panjinya adalah ”Ketulusan”. Dimiliki oleh Lord Aizu dan didukung dengan keras oleh Kaisar Komei yang memendam xenophobia (trauma terhadap orang asing) yang parah. Di bawah pimpinan secara berturut-turut: Tokugawa Iesada (shogun ke-13), Tokugawa Iemochi (shogun ke-14), Tokugawa Yoshinobu (shogun ke-15; terakhir). Pemerintahan shogunat Tokugawa disebut juga Tokugawa Bakufu.

Setelah diambil alih kepemimpinan oleh Kondo Isami dan Hijikata Toshizo, organisasi itu menjadi sebuah organisasi kejam dan tak kenal ampun membela otoritas Bakufu. ”Ketulusan” untuk mengusir orang asing demi kekaisaran pun nampaknya hanya menjadi bualan belaka...
Di edisi sebelumnya, ketua Bandit Mibu ini telah dieksekusi. Apakah yang akan terjadi pada Hijikata? Apa ia akan mengalami hal yang sama? Atau mungkinkah ia mengembalikan kekuasaan Bakufu seperti semula? Atau ia akan berakhir layaknya seorang samurai yang pantang menyerah?

Pertempuran Terakhir Shinsengumi

Setelah kematian Kondo, nampaknya masa depan organisasi ini akan menjadi lebih suram. Akan tetapi, masakan para kesatria akan menyerah begitu saja
terhadap kuasa kekaisaran?

Pantang menyerah, Hijikata mengikuti rapat dewan perang Istana Sendai tanggal 3 September yang di dalamnya termasuk terdapat bekas orang-orang Bakufu. Dewan ini mengundangnya menjadi komandan pasukan konfederasi. Namun, Toshizo memberi syarat bahwa dengan ini ia mendapat kuasa mutlak atas pasukan dan siapa saja yang melanggar perintahnya harus mati di tangannya.
Dengan persyaratan berat seperti itu, mereka tak bisa menerima persyaratannya sampai mendapat ijin dari lord mereka masing-masing. Dan 7 hari sesudahnya, Sendai menyerah kalah. Lord Kuwana, Matsuyama, dan Karatsu berlayar bersama kaum oposisi ke Ezo, sehingga sejumlah 38 orang langsung mendaftar dan kemudian membengkak menjadi 100 lebih.
Mereka semua sama-sama kabur ke Ezo, dan berjumlah 2300 orang di bawah pimpinan Hijikata dan Otori Keisuke. Mereka menaklukkan Goryokaku, dan lalu Matsumae Han di ujung selatan Ezo. Akhir November, pasukan itu berkuasa di Ezo.
Namun, setelah itu kaum oposisi secepatnya menjadi pihak yang kalah dalam pertempuran 15 November. Desember 1868, kaum oposisi membentuk Republik Ezo yang pendek umur dipimpin Matsudaira Taro. Di republik itu, Hijikata menjabat sebagai wakil komandan pasukan utama. Mulai 9 Maret hingga 20 Maret 1869, sampai kepada tanggal 11 Mei, Hijikata tertembak perutnya saat mempertahankan Hakodate dan mati di usia ke-34. Kaum oposisi akhirnya dapat dikalahkan tanggal 18 Mei dan Goryokaku dapat direbut. Kekaisaran pun kembali berjaya.

Penutup
Setelah kematian Kondo dan Hijikata, dibangunlah sebuah monumen untuk memperingati mereka berdua dan membersihkan nama mereka yang dicap sebagai pengkhianat pemerintahan Meiji. Lagipula, tujuan utama mereka, yang berada di bawah otoritas Tokugawa; hanyalah mengusir bangsa barbar. Mereka hanya tahu tugas itu, makanya mereka terpaksa melakukan hal-hal yang membuat mereka dicap sebagai pemberontak.
Awalnya isi prasasti itu akan ditulis oleh Lord Yoshinobu, yang hanya dapat meneteskan air mata. Akhirnya, prasasti ditulis oleh bekas Lord Aizu, Matsudaira Katamori. Matsumoto Ryojun mengarang teks utamanya. Mereka yang membangun prasasti itu adalah Sato Hikogoro, Kojima Shikanosuke, dan Kondo Yugoro. Akhirnya, nama Kondo dan Hijikata setidaknya dapat dibersihkan dari segala kecemaran itu.

The End
Contributed By: Valerius Evan Ligasetiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar