Sebuah organisasi samurai shogun yang mengabdi kepada Tokugawa di masa akhir kekuasaannya. Panji-panjinya adalah ”Ketulusan”. Dimiliki oleh Lord Aizu dan didukung dengan keras oleh Kaisar Komei yang memendam xenophobia (trauma terhadap orang asing) yang parah. Di bawah pimpinan secara berturut-turut: Tokugawa Iesada (shogun ke-13), Tokugawa Iemochi (shogun ke-14), Tokugawa Yoshinobu (shogun ke-15; terakhir). Pemerintahan shogunat Tokugawa disebut juga Tokugawa Bakufu.
Latar Belakang
Masuknya Komodor Perry dengan kapal-kapal Black Ships (Kurofune), dan pemaksaan perdagangan bebas sekaligus monopoli di Jepang. Jepang membenci kaum asing yang mereka sebut sebagai barbar. Untuk menghindari terjadinya pembantaian oleh pasukan asing yang canggih senjatanya, Tokugawa Bakufu mengizinkan untuk sementara orang asing boleh berdagang secara bebas.
Namun, trauma berat orang Jepang, kebencian terhadap kaum barbar; mengancam Bakufu dengan semboyan ”Pembalasan dari Surga” untuk mengembalikan kekuasaan kaisar. Banyak ronin (samurai tak bertuan) yang merencanakan pemberontakan terhadap Bakufu. Demi mempertahankan kekuasaannya, Bakufu membentuk ”pasukan setia dan patriotik” yang dipropagandakan untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan kekaisaran dengan mengusir orang barbar. Inilah Shinsengumi, yang artinya ”Korps Yang Baru Terpilih/Pilihan Baru”; yang dibentuk dengan anggota perwira yang merupakan ahli pedang profesional dan prajurit-prajurit yang berani, disiplin, kuat, dan tegar. Disebut juga sebagai Korps Roshi atau Bandit Mibu. Prajurit Shinsengumi, harus melakukan seppuku (semacam ritual bunuh diri) bila melanggar aturan.
Korps yang baru terpilih ini diberi hak resmi untuk membunuh siapa saja yang mau memberontak terhadap Tokugawa Bakufu; khususnya para ronin. Sehingga, Shinsengumi menjadi pasukan yang paling ditakuti karena keganasannya yang tanpa ampun serta nafsu membunuh yang meluap-luap.
Perwira dan pasukan Shinsengumi
Pada 1862, berdasarkan saran samurai daerah Domain Shōnai bernama Kiyokawa Hachirō dibuka lowongan untuk para ronin yang ingin bekerja sebagai pengawal Shogun Tokugawa Iemochi sewaktu berada di Kyoto. Setelah para ronin terkumpul, pada tahun berikutnya (1863), kelompok yang terdiri dari sekitar 200 ronin dikirim ke Kyoto untuk mempersiapkan kedatangan shogun. Kiyokawa malah mau menggulingkan shogun sehingga ia dibunuh.
Selanjutnya, Shinsengumi terdiri dari 2 faksi kepemimpinan. Yang satu berada di bawah pimpinan komandan Kondō Isami dan wakil komandan Hijikata Toshizō. Dan yang satu lagi berada di bawah pimpinan Serizawa Kamo dan tangan kanannya Shinmi Nishiku. Kondo yang berasal dari keluarga petani kaya yang berlatih pedang mati-matian, sangatlah berlawanan dengan Serizawa yang berasal dari keturunan samurai.

Nama asli Kondo adalah Miyagawa Katsugoro. Nama Kondo didapatnya dari gurunya yang bernama Kondo Shusuke, seorang master Shieikan yang mengajarinya kenjutsu bergaya Tennen Rishin. Kondo menikah dengan Otsune saat usianya mencapai 26 tahun di akhir Maret 1860. Kondo pun menjadi seorang master muda yang handal dan berbadan kekar.
Keduanya sama-sama hebat. Namun Serizawa itu amoral dan senang menyiksa apalagi membunuh orang tanpa alasan yang jelas atau hanya karena dihina. Sedangkan Kondo, nafsu membunuhnya disalurkan melalui perintah kepada prajuritnya untuk melakukan seppuku.
Faksi Kondo terdiri dari orang-orang sebagai berikut di samping Hijikata: Okita Soji seorang jenius samurai, Nagakura Shinpachi yang mengidolakan Kondo, Yamanami Keisuke merupakan salah seorang wakil komandan yang dipaksa melakukan seppuku, Inoue Genzaburo salah seorang murid Kondo Shusuke, Todo Heisuke ronin beraliran Hokushin Itto, Harada Sanosuke, dan Saito Hajime.
Dalam persaingan demi persaingan, faksi Serizawa dikeluhkan karena merupakan faksi yang paling sering membuat teror di antara masyarakat. Kondo pun memerintahkan untuk membunuhnya, serta lalu mengambil kekuasaan tunggal sebagai komandan Shinsengumi.
To be continued...
Contributed By: Valerius Evan Ligasetiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar